Puji Syukur Alhamdulillah kita ini diberi nikmat hidup pada zaman dan di tempat yang mana akhirnya kita menjadi MENGENAL suatu Tuntunan dari seorang Pembimbing Ruhani yang Sempurna Seorang Penuntun yang tak hanya sebagai orang yang baik,tapi juga orang yang membaikkan orang lain Yakni Romo KH Ahmad Asrori Al Ishaqi RA atau yang biasa kita sebut dengan : Romo YAI RA.
Pada tahun 1994 dalam sebuah Majlis Pengajian di Tulungagung Romo YAI RA memancing para Jama'ah dengan pertanyaan:
Coba tolong dijawab para Bapak dan Ibu yang kini memiliki anak remaja usia SMP atau SMA, misalnya Kira_kira, hal yang selalu menjadi beban pikiran yang terus menerus menimbulkan kekhawatiran dalam sehari hari di rumah itu apakah soal ketersediaan sandang pangan rumah tangga? ataukah soal pekerjaan suami? ataukah soal hubungan dengan tetangga? ataukah soal anak kita yang masih remaja itu? Lalu serentak para Jama'ah menyahut dengan jawaban yang sama: soal anak
Romo YAI RA kemudian meneruskan Dawuhnya Kenapa koq soal anak? Ada apa dengan anak kita? Karena, sudah hampir bisa dipastikan bahwa setiap orang tua pasti menginginkan agar anaknya menjadi anak yang SHOLEH SHOLEHAH Dalam bahasa jawa, Sholeh sholehah ini disebut dengan istilah yang gampang kita mengerti, yakni Anak yang "GENNAH"
Sebaliknya, apa yang paling ditakutkan oleh orang tua? Ya tentu amat khawatir kalau kalau anaknya terhanyut dalam pergaulan yang mana - walhasil - sang anak tidak lagi menjadi anak yang "gennah" Lalu merepotkan orang tua Bahkan menjatuhkan nama baik keluarga Bahkan menjadi masalah di masyarakat dan seterusnya...
Itulah alasan mengapa orang tua menjadi selalu merasa berat di hati menjadi selalu terngiang melintas di pikiran bagaimana nasib anakku ini,
Romo YAI RA kemudian meneruskan Dawuhnya dengan memberikan kriteria yang sederhana : Apa sih yang bisa dijadikan pertanda untuk mengatakan bahwa anak itu sholeh atau tidak sholeh? Apa sih ukuran untuk menilai bahwa anak itu bakal menjadi anak yang "gennah" ataukah yang tidak "gennah" ?
Sebenarnya sederhana dan mudah dilihat Apa itu? Ada 2 pertanda,
Pertama,Seorang anak itu baru bisa dinilai bahwa ia bakal menjadi anak yang sholeh/sholeah jika anak tersebut sudah bisa "MENDOAKAN KEDUA ORANG TUANYA"
Kedua,orang_orang yang menjadi temannya kegemaran dalam kebersamaannya para sahabat akrabnya dalam pergaulan sehari_hari ialah mereka atau orang orang yang sholeh/sholehah.
Kemudian Romo YAI RA menerangkan agak panjang lebar mengenai betapa besarnya pengaruh pertemanan hingga dalam Hadits, Rasulullah SAW sampai menyebutnya dengan menggunakan istilah "agama" Bahwa "agama" seseorang itu seringkali dipengaruhi oleh - dan bahkan mengikuti - temannya Demikian seterusnya,
Mungkin tanpa kita sadari bahwa Majlis_Majlis Dzikir di Al Khidmah seperti yang selama ini telah kita ikuti ini adalah bukti yang nyata akan telah terintegrasikannya kedua pertanda tersebut di atas.
Majlis Dzikir, atau Maulud Nabi, atau Haul, atau Manaqiban, atau apapun namanya Majlis di Al Khidmah yang kita ikuti esensinya adalah bahwa kita ini sedang berkirim doa.
Siapapun yang kita Haul-i Nama_nama para Wali, para Priagung, para orang orang besar dan mulia di Sisi Allah swt seperti Syeikh Abdul Qodir Al Jiilani RA atau Mbah Sunan Giri RA atau Mbah Buyut ....Itu semua dipasang lebih karena sebagai "judul" yang diutamakan saja Akan tetapi, secara isi dan esensi kita ini juga mendoakan kedua orang tua kita Bahkan berdoa untuk kebaikan diri kita sendiri untuk kebaikan keluarga kita para orang yang dekat di sekitar kita dan seterusnya.
Jadi, siapapun kita yang ikut hadir dalam Majlis di Al Khidmah maka secara otomatis dirinya ini sedang berusaha untuk memenuhi atau memiliki pertanda sebagai anak yang sholeh/sholehah Dan semoga kita memang demikian.
Selain dari itu saat berada di Majlis tentu kita semua ini duduk bersama dengan banyak orang Siapa saja mereka itu? Tentu sebagian dari mereka adalah para hamba Allah yang sholeh Di situ ada duduk para Habaib, Kyai, Ustadz, Santri atau siapapun orang yang mana mereka menginginkan agar dirinya "rojaa" Bertaubat, kembali ke Jalan menuju Allah 'Azza Wajall.
Semakin sering kita hadir di Majlis Al Khidmah tentu semakin banyak teman kita di dalam satu Jama'ah Dan kemudian akhirnya memang mereka itulah teman teman keseharian kita Bahkan, oleh Romo YAI RA, kita sesama Jama'ah pengikut Beliau RA ini "dipersaudarakan" Dididik agar saling mengunjungi Diajari untuk saling mendoakan.
Sehingga ini semua sekaligus menjadi bukti nyata akan adanya pertanda anak sholeh/sholehah, yang kedua Bahwa teman_teman kita juga adalah orang_orang yang sholih/sholehah.
Sub-haana-AllaaHh Begitu simpelnya Romo YAI RA merumuskan dan kemudian memberikan resep atau formulasi kepada masyarakat umum sebagai jawaban nyata atas persoalan hidup yang (mungkin) rumit Yakni pendidikan karakter atau bagaimana upaya membentuk karakter anak muda hingga menjadi generasi yang baik.
Dalam ranah tela'ah ilmiah di dunia psikologi pendidikan dan psikologi sosial sebenarnyalah hal demikian ini telah bertahun_tahun menjadi topik diskusi, seminar, atau penelitian yang panjang, pelik, dan tak kunjung tuntas bisa menemukan konklusi tentang cara mana yang dianggap efektif.
Lain daripada itu di saat Romo YAI RA merintis untuk memulai Kumpulan Al Khidmah ini yakni era 1990-an seakan akan Beliau RA sudah menerawang jauh ke depan Bahwa di Indonesia,
"khususnya di kalangan para remaja dan mahasiswa bakal bermunculan adanya pengaruh ajaran dengan berbagai aliran yang mungkin lebih cenderung mengajak kepada semangat melakukan kajian ilmu_ilmu agama syar'iyyah"
di satu sisi Namun di sisi lain, cenderung mengabaikan tujuan yang pokok Yakni men "Sholeh"kan setiap pribadinya.
Semoga pemikiran yang amat sederhana ini bisa menjadi satu "mutiara" yang penting dan besar "hikmah"-nya bagi adik_adik para remaja Sehingga lebih mengukuhkan keyakinan kita serta menuntun diri kita di dalam menjalani masa dan tugas besar sebagai "kawula muda" pelajar ataupun mahasiswa, Aamiiin.
Semoga Bermanfa'at !!!
#Repost Pak Imam Subakti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar