Minggu, 04 Maret 2018

PARA PENENTU KEKHUSYU'AN DALAM MAJLIS AL KHIDMAH


Duduk di posisi sebagai "Yang Dimuliakan" di dalam Majlis  |  yakni para beliau yang biasa atau selalu duduk menempati posisi panggung utama  |  panggung paling atas yang menghadap Jamaah  |  itu sebenarnya menyandang peran paling utama dan menentukan  |  di dalam soal KHUSYU' atau TIDAK KHUSYU'-nya Jamaah suatu Majlis  ||

Semenjak Fatihah Tawassul  |  sampai dengan Doa Akhir Majlis  |  semua Jamaah menatap wajah dan melihat mengamati setiap gerak serta diamnya, ekspresi wajahnya, serta ucapannya para Beliau Yang Dimuliakan ini  ||

Dulu, di zaman Romo YAI RA masih aktif memimpin  |  semua Jamaah menjadi terikut khusyu'  |  tentu lantaran mereka melihat dan meniru langsung seperti apa perilaku Sang Guru - Romo YAI RA -  ketika selama di dalam Majlis  ||  Dan hal yang demikian ini menjadi semacam "virus" yang menular secara positif  |  hingga ke seluruh Jamaah sampaipun ke yang di belakang yang tidak bisa melihat Beliau RA secara langsung  ||

Yang juga penting dalam peran mempengaruhi dalam menjaga kekhusyu'an Jamaah  |  ialah KEDISPLINAN para Ustadz/Santri pembaca Manaqib dan Maulid  |  selama Majlis berlangsung  ||  Dan satu lagi  |  yaitu para Ibu Nyai  |  Para tamu yang dimuliakan oleh Panitya  |  Sejak baru datang saja sudah dihormat  |  dihaturi dan sudah disiapkan tempat di panggung area kaum ibu yang paling depan  ||

Maka  |  jika kita bicara perihal Kualitas Majlis  |  Jika kita membahas soal ikhtiar mengupayakan kekhusyu'an Majlis  |  soal supaya Jamaah tetap Duduk Tuma'ninah di Majlis  dari awal hingga selesai  |  maka YANG MENJADI KUNCI ialah para beliau beliau ini  ||

Ketika Sang Habib yang Mulia ribut memberikan hapenya untuk minta difotokan ke salah seorang jamaah di depannya  |  Atau Habib yang satunya melemparkan buah atau permen seperti anak anak yang bermain main  |  Atau Sang Kyai melayani obrolan WA di hapenya  |  Atau Ustadznya mengajak ngobrol sesama Ustadz yang di sebelahnya  |  Maka sejak saat itu, tercemarilah kekhusyu'an Majlis tersebut  ||

Ketika para Ustadz/Santri petugas pembaca Manaqib & Maulid berfokus hanya pada saat menjelang giliran waktunya membaca  |  sedangkan waktu waktu yang lain banyak digunakan untuk chatting WA, browsing dan facebook di hapenya  |  Ketika Ibu Nyai yang duduk paling depan justru yang paling banyak nyerocos mengobrol tak henti henti pada saat Manaqib sedang dibaca  |  Atau ada Ibu yang Dimuliakan mengeluarkan jajanan untuk camilan  |  Maka sejak saat itu, tercemarilah kekhusyu'an Majlis tersebut  ||

Jadi sebenarnya  |  kalau ikhtiar menegakkan dan menjaga kekhusyu'an Majlis itu diibaratkan seperti ikhtiar melawan korupsi  |  maka hampir sama  |  Pusaran utamanya justru di Pusat Kekuasaan  |  titik nucleusnya di tempat tempat kemuliaan  |  Sasarannya yaa pada mereka yang dimuliakan itu sendiri  ||

Apa sih yang bisa menjadikan atau membuat seseorang bisa begitu tunduk, merunduk dan bertahan khusyu' dalam Majlis yang begitu lama?  |  Karena "roso" di dalam hatinya  |  sepanjang ketika dalam Majlis itu  |  meyakini bahwa dirinya terus menerus dalam pantauan dan bahkan sedang di Hadapan Romo YAI RA  ||

Bayangkanlah sendiri  |  siapa yang berani berulah macam macam pada saat di Hadapannya ada Romo YAI RA ?  ||

Nah, sesungguhnya  |  para pemimpin - segenap "Aimmatul Majlis"  |  termasuk para Pembaca  itu  |  tidak hanya WAJIB di hatinya untuk "HAADHIR" ke Hadapan Guru  |  melainkan lebih dari itu  |  para beliau yang mulia tersebut juga WAJIB mengajak, mendorong, mempengaruhi, menciptakan suasana, menstimulasi kepada SEMUA JAMAAH  |  agar turut HADIR HATINYA ke HADAPAN GURU RA  ||

Adanya "roso" akan hadirnya Guru itulah sesungguhnya yang menjadi "Ruuh" sebagai "keistimewaan nilai" yang ada di dalam Majlis AL KHIDMAH kita ini  |  Dan hal inilah barangkali yang tidak ada atau tidak ditemukan di Majlis Majlis umum yang lainnya  ||  Artinya?  Jika kita bicara sisi negasinya  |  Ketika "Ruuh" Majlis ini tercemari, hilang, atau menjadi tidak ada  |  maka apa bedanya  Majlis kita dengan Majlis Majlis lain pada umumnya ?  ||

Inilah sesungguhnya juga jawaban atas kekaguman banyak orang  |  termasuk para Habaib sendiri  |  yang sempat ada yang mengatakan  :  Majlisnya Kyai Asrori itu begitu khusyu'  |  Semua jamaahnya pun begitu diam menunduk  |  Tidak seperti Majlis Majlis yang lain |  Sampaipun Majlisnya Habaib  ||

Amat disayangkan jika kita mandek  |  berhenti pada rasa senang karena puja puji  |  namun tidak mengikhtiarkan untuk mempertahankan yang pokok dan yang utamanya  ||  Semoga Allah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua  ||

AllaaHhummanfa'naa BiHhii
Wa Bi BarkatiHhii Wa Bi 'UluumiHhii
Fid-Daaroiin. Aamiiin.
Al Faatihah ... !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar