■
Duduk di posisi sebagai "Yang Dimuliakan" di dalam Majlis | yakni para beliau yang biasa atau selalu duduk menempati posisi panggung utama | panggung paling atas yang menghadap Jamaah | itu sebenarnya menyandang peran paling utama dan menentukan | di dalam soal KHUSYU' atau TIDAK KHUSYU'-nya Jamaah suatu Majlis ||
Semenjak Fatihah Tawassul | sampai dengan Doa Akhir Majlis | semua Jamaah menatap wajah dan melihat mengamati setiap gerak serta diamnya, ekspresi wajahnya, serta ucapannya para Beliau Yang Dimuliakan ini ||
Dulu, di zaman Romo YAI RA masih aktif memimpin | semua Jamaah menjadi terikut khusyu' | tentu lantaran mereka melihat dan meniru langsung seperti apa perilaku Sang Guru - Romo YAI RA - ketika selama di dalam Majlis || Dan hal yang demikian ini menjadi semacam "virus" yang menular secara positif | hingga ke seluruh Jamaah sampaipun ke yang di belakang yang tidak bisa melihat Beliau RA secara langsung ||
Yang juga penting dalam peran mempengaruhi dalam menjaga kekhusyu'an Jamaah | ialah KEDISPLINAN para Ustadz/Santri pembaca Manaqib dan Maulid | selama Majlis berlangsung || Dan satu lagi | yaitu para Ibu Nyai | Para tamu yang dimuliakan oleh Panitya | Sejak baru datang saja sudah dihormat | dihaturi dan sudah disiapkan tempat di panggung area kaum ibu yang paling depan ||
Maka | jika kita bicara perihal Kualitas Majlis | Jika kita membahas soal ikhtiar mengupayakan kekhusyu'an Majlis | soal supaya Jamaah tetap Duduk Tuma'ninah di Majlis dari awal hingga selesai | maka YANG MENJADI KUNCI ialah para beliau beliau ini ||
Ketika Sang Habib yang Mulia ribut memberikan hapenya untuk minta difotokan ke salah seorang jamaah di depannya | Atau Habib yang satunya melemparkan buah atau permen seperti anak anak yang bermain main | Atau Sang Kyai melayani obrolan WA di hapenya | Atau Ustadznya mengajak ngobrol sesama Ustadz yang di sebelahnya | Maka sejak saat itu, tercemarilah kekhusyu'an Majlis tersebut ||
Ketika para Ustadz/Santri petugas pembaca Manaqib & Maulid berfokus hanya pada saat menjelang giliran waktunya membaca | sedangkan waktu waktu yang lain banyak digunakan untuk chatting WA, browsing dan facebook di hapenya | Ketika Ibu Nyai yang duduk paling depan justru yang paling banyak nyerocos mengobrol tak henti henti pada saat Manaqib sedang dibaca | Atau ada Ibu yang Dimuliakan mengeluarkan jajanan untuk camilan | Maka sejak saat itu, tercemarilah kekhusyu'an Majlis tersebut ||
Jadi sebenarnya | kalau ikhtiar menegakkan dan menjaga kekhusyu'an Majlis itu diibaratkan seperti ikhtiar melawan korupsi | maka hampir sama | Pusaran utamanya justru di Pusat Kekuasaan | titik nucleusnya di tempat tempat kemuliaan | Sasarannya yaa pada mereka yang dimuliakan itu sendiri ||
■
Apa sih yang bisa menjadikan atau membuat seseorang bisa begitu tunduk, merunduk dan bertahan khusyu' dalam Majlis yang begitu lama? | Karena "roso" di dalam hatinya | sepanjang ketika dalam Majlis itu | meyakini bahwa dirinya terus menerus dalam pantauan dan bahkan sedang di Hadapan Romo YAI RA ||
Bayangkanlah sendiri | siapa yang berani berulah macam macam pada saat di Hadapannya ada Romo YAI RA ? ||
Nah, sesungguhnya | para pemimpin - segenap "Aimmatul Majlis" | termasuk para Pembaca itu | tidak hanya WAJIB di hatinya untuk "HAADHIR" ke Hadapan Guru | melainkan lebih dari itu | para beliau yang mulia tersebut juga WAJIB mengajak, mendorong, mempengaruhi, menciptakan suasana, menstimulasi kepada SEMUA JAMAAH | agar turut HADIR HATINYA ke HADAPAN GURU RA ||
■
Adanya "roso" akan hadirnya Guru itulah sesungguhnya yang menjadi "Ruuh" sebagai "keistimewaan nilai" yang ada di dalam Majlis AL KHIDMAH kita ini | Dan hal inilah barangkali yang tidak ada atau tidak ditemukan di Majlis Majlis umum yang lainnya || Artinya? Jika kita bicara sisi negasinya | Ketika "Ruuh" Majlis ini tercemari, hilang, atau menjadi tidak ada | maka apa bedanya Majlis kita dengan Majlis Majlis lain pada umumnya ? ||
Inilah sesungguhnya juga jawaban atas kekaguman banyak orang | termasuk para Habaib sendiri | yang sempat ada yang mengatakan : Majlisnya Kyai Asrori itu begitu khusyu' | Semua jamaahnya pun begitu diam menunduk | Tidak seperti Majlis Majlis yang lain | Sampaipun Majlisnya Habaib ||
Amat disayangkan jika kita mandek | berhenti pada rasa senang karena puja puji | namun tidak mengikhtiarkan untuk mempertahankan yang pokok dan yang utamanya || Semoga Allah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua ||
■
AllaaHhummanfa'naa BiHhii
Wa Bi BarkatiHhii Wa Bi 'UluumiHhii
Fid-Daaroiin. Aamiiin.
Al Faatihah ... !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar