Kamis, 03 Mei 2018

Waliyullah Mesir & Waliyullah Surabaya


Dari Page : Suara Al Azhar

Karamah Syeikh Ahmad Ridlwan ( Luxor-Mesir ) dan Syeikh M.Utsman al ishaqi ( Surabaya-Indonesia )

Sekitar tahun 61-an, al-Azhar mengutus delegasi pengajar ke Indonesia . Salah satu dari rombogan tersebut bernama Syeikh al-Quth. Saat masa abdinya paripurna, rombongan bersiap kembali ke Mesir. Bandara yang dituju rombongan berada diluar pulau yang disinggahi. Sebab banyak kendala, akhirnya Syekh Quth tertinggal rombongan. 

Saat Syekh Quth sedih tertinggal, datanglah Syekh Ustman menenangkannya. “Kenapa anda tampak sedih dan bingung, syekh?” tanya Syekh Ustman.

“Saya tertinggal rombongan kembali ke Mesir dan saya tidak tahu bagaimana cara menyusul mereka,” jawab Syekh Quth

“Yasudah, mari ikut saya,”

Keduanya berjalan kaki beberapa menit.

“Rombongan anda ada didepan itu, lekas susullah,” ucap Syekh Ustman.

Ternyata keduanya sudah menyeberangi lautan dan sudah sampai ke bandara.

Sebelum berpisah, Syekh Ustman berpesan agar disampaikan salamnya ke Syekh Ahmad Ridlwan Luxor. Celakanya, Syekh Quth lupa tidak menyampaikan salam sampai 5 atau 6 tahun lamanya hingga beliau bertemu dengan Syekh Ahmad Ridlwan.

“Bukankah ada amanah yang belum anda sampaikan ke saya?” tanya Syekh Ahmad Ridlwan

“Amanah apa, syekh? Tidak ada,” jawab Syekh Quth.

Setelah membiarkan untuk berfikir dan tak kunjung ingat amanahnya, Syekh Ahmad Ridlwan mengangkat tangannya dan meminta Syekh Quth untuk melihat pada telapak tanggan Syekh Ahmad.

Disana terlihat lokasi saat Syekh Ustman menolongnya dan berpesan agar disampaikan salam ke Syekh Ahmad Ridlwan.
Sejak saat itu, Syekh Quth percaya bahwa benar ada karomah yang dianugerahkan oleh Allah kepada hamba yang shaleh

Kisah ini diceritakan oleh Syekh Imaduddin, cucu Syekh Ahmad di Haul Syekh Ahmad di Luxor kemaren. Kisah yang sama juga tertulis di buku “syekh ahmad ridlwan; hayatuhu wa atsaruhu”-nya Dr. Muhammad Fuad Syakir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar