Inilah kenangan mendalam saya tentang keluasan dan kedalaman persahabatan dan strategi Beliau Hadratus Syaikh KH Achmad Asrori Al-Ishaqi ra dalam memberikan jalan yang luas, mudah, dan cepat, dalam menguatkan kecintaan masyarakat Indonesia kepada para Salafuna al-Sholihun.
Betapa tidak, kita telah menyaksikan bagaimana para tokoh besar Indonesia, Malaysia, dan Singapore, terbukti menerima kehangatan Beliau Guru kita. Sebut saja berapa contoh kegiatan strategis yang pernah kita alami bersama Beliau:
1.Tahlil 7 hari meninggalnya Ibu Tien Soeharto di Makam Imogiri dan Ndalem Kalitan. Siapun akan melihat betapa hangat dan santunnya Pak Harto dan putra putrinya dengan Guru kita.
2.Haflah Dzikir, Maulid, dan Tahlil di Graha Surabaya yang mempertemukan Presiden Habibie dengan Beliau.
3.Kunjungan Presiden SBY di Pondok Pesantren Al Fithrah Surabaya dalam acara pemberian bantuan kepada pondok-pondok pesantren dan lembaga keagamaan lain.
4.Kehangatan komunikasi Bapak Jenderal H. Tri Soetrisno, Wakil Presiden RI, ketika di rumah dinas Wapres membicarakan tentang adab manusia dengan Allah.
5.Kehadiran KH. Hasyim Muzadi pada beberapa kali Haul Akbar di Pondok Pesantren Al Fithrah Surabaya. Selain itu, pada saat kegiatan ziarah Wali Songo, Al Khidmah juga mengadakan Haflah Dzikir di Ponpes Mahasiswa Al-Hikam asuhan Mantan Ketua Umum PBNU itu di Jakarta.
6.Kehadiran Beliau Guru kita dalam ulang tahun Jumenengan Kenaikan Tahta Sri Sultan Hamengkubuwono X di Keraton Jogjakarta.
7.Kehadiran Pangdam IV Diponegoro dan Gubernur Jateng Bapak Mardianto di Majlis Sholat Malam di Masjid Baiturahman Semarang.
8.Keseriusan Beliau dalam mempersiapkan dan melaksanakan Haul H. Mohammad Gobel (orangtua Rachmat Gobel, Mantan Menteri Perdagangan RI), yang akhirnya kita ketahui sebagai haul terakhir sebelum Beliau berpulang menghadap Sang Haliq.
9.Kehadiran Prof. Dr. Mohamad Nuh DEA (mantan Rektor ITS dan Mendiknas RI), Prof. dr. Rofiq (mantan Rektor Unissula), Drs. H. Aminuddin Sanwar MM (mantan Dekan Fakultas Dakwah UIN Semarang), dan beberapa pejabat sipil dan militer dalam Deklarasi Pendirian Al Khidmah Desember 2005 di Al Fithrah Semarang. Perlu juga kita renungkan secara mendalam, mengapakah Beliau Hadratus justru meminta tokoh-tokoh akademisi memberikan kata sambutan dalam Deklarasi Al Khidmah, di saat yang sama banyak Habaib, Masyayikh, Kiai-Kiai sepuh yang juga hadir dalam sambutan tersebut. Isyarah apakah ini?
10.Masih banyak contoh lain yang tidak bisa saya ceritakan semuanya, seperti kehadiran Yang Mulia Al-Habib Umar bin Hafidz dari Yaman dan Al-Habib Umar bin Hamid bin Abdul Hadi Al-Jailani (cucu Syekh Abdul Qodir Al-Jilani ra) dari Makkah, dalam Haul Akbar Al Khidmah di PP Al Fitrah Surabaya. Serta sambutan yang hangat dan penghormatan Sayyid Alawi Al-Maliki dari Makkah saat berjumpa Beliau Hadratus Syaikh, dan dengan rendah hati Sayyid Alwi mengatakan, “Saya bukanlah Syekh Thoriqoh. Syekh Thoriqoh silakan berguru kepada Syekh Asrori”. Subhanallah…
Cerita ini barangkali yang mengilhami banyak orang, khususnya mengilhami para generasi muda potensial, dalam meyakini bahwa Al Khidmah suatu saat akan tumbuh menjadi organisasi besar dunia, seperti yang sudah dirintis oleh Muhammadiyah dan NU.
Cerita ini mengemuka dalam beberapa diskusi. Saya masih ingat ketika tiga bulan sebelum Munas II Al-Khidmah Indonesia di Jogjakarta, muncul pertanyaan “apa dan bagaimana sebenarnya peranan strategis organisasi Al Khidmah dalam mwewujudkan harapan Guru kita?“.
Waktu itu ada anak muda yang nyletuk menyarankan kepada saya, “Bapak perlu membaca sejarah bagaimana Pak Karno menyiapkan Kemerdekaan RI di masa penjajahan Jepang.“ Kemudian anak muda itu juga memberikan buku sejarah kemerdekaan India dan Pakistan kepada saya.
Beberapa hari ini saya sempatkan kembali membaca buku-buku itu plus buku-buku lain, seperti perjalanan bersejarah Panglima Cheng Hoo ke 37 negara di seluruh dunia. Rasanya saya seperti terbuai dalam perjalanan panjang di satu mobil, berdialog dengan Pak Karno, Jawaharlal Nehru, dan Panglima H. Muhammad Cheng Ho. Lalu tiba-tiba terbangun karena ada “roadblock”; dihentikan polisi untuk pemeriksaaan surat-surat kendaraan.
Saya bertanya dalam hati, sampai dimanakah perjalan kami sekarang? Akankah umur saya akan menjumpai Haul Akbar di Manokwari Papua, Entikong Kalimantan, Vietnam, Kamboja, dan seluruh dunia?
Wallahu a’laam bis showab…
Semua menggantungkan harapan besar kepada Pengurus Al Khidmah, mulai dari Pusat sampai ke Pengurus Anak Ranting (RT/RW), juga kepada para penerus generasi muda Al Khidmah yang peduli terhadap cita-cita mulia dari Beliau Hadratus Syaikh Achmad Asrori Al-Ishaqi ra.
Marilah kita berdoa dan membantu sekuat yang bisa kita lakukan untuk mereka [Has]
Semarang, 5 November 2015
Oleh: Bung Has
Tidak ada komentar:
Posting Komentar