Kamis, 03 Mei 2018

Macam Macam  I'timad (Bersandar)

MUTIARA HIKMAH
Oleh: Hadrotusy Syaikh Romo Yai KH. Ahmad Asrori Al Ishaqy.

Macam-macam  I'timad (bersandar)

I'timad dalam menghadap kepada Allah SWT baik berbentuk ilmu ,amalan maupun apa saja yang ada didalam hati ,itu dibagi menjadi 3 macam :

1.Mu'tamidun 'ala 'amaliHh, fa mauqiduHhu at taqshir .

Yakni ,sudut pandang orang yang bersandar dan terlalu percaya diri pada amalannya adalah merasa serba tidak mampu ,ceroboh ,sembrono dan merasa belum berbuat di dalam melangkah. Sedangkan puncaknya adalah ia merasa cukup,puas, dan berhenti setelah melaksanakan,sehingga tidak ada kelanjutan dalam menghadap kehadirat Allah SWT .

Jika sudut pandang seseorang adalah amal perbuatan, kalau sampai orang tersebut belum berangkat menghadap Allah SWT, maka yang dipandang adalah bukan Allah SWT, akan tetapi dirinya. Yakni dirinya merasa belum sholat , belum dzikir dan belum beribadah . Dan kalau sampai orang tersebut berangkat menghadap Allah SWT, maka yang dipandang adalah dirinya merasa semangat berangkat menghadap Allah SWT.

Orang seperti ini adalah orang yang masih duduk di Maqom Islam (Maqom Syari'ah), karena orang tersebut dalam perjalanan dan amal ibadahnya tidak jauh dari dua kondisi:

1.Karena Takut siksa Allah SWT.
2.Karena mengharap masuk surga dengan Rahmat kasih sayang Allah SWT.

Yakni, orang tersebut masih memperhitungkan surga dan neraka .Oleh karena itu , sebelum sholat yang dilihat adalah karena wajib dan karena takut. Dan setelah sholat yang dilihat adalah agar ia mendapat surga.Akhirnya, orang tersebut berhenti pada dhohir saja, sehingga terlintas di dalam lubuk hatinya: "Yang penting saya sudah sholat, yang penting saya sudah melakukan syarat dan rukunnya".

Ungkapan atau gerak hati semacam ini menunjukkan bahwa dirinya hanya mencukupkan bersandar kepada amal. Akhirnya,ia berhenti dan tidak melanjutkan untuk sampai kehadirat Allah SWT. Sikap orang seperti ini tidak salah. Akan tetapi , ini masalah kelas seseorang.

Landasan orang-orang yang memiliki sikap seperti ini adalah firman Allah SWT:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah,dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) . Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan"(QS.Al Hasut: 18).

Ukuran pokok orang yang memiliki sikap seperti ini adalah I'timad (bersandar atau terlalu percaya) pada amal ibadahnya..

Orang yang demikian ini adalah orang yang dzikir dan amal ibadahnya tidak bisa menjadikan dirinya sebagai orang yang mandiri dan tahan bantingan.Akan tetapi,mudah berkecil hati ketika menghadapi sesuatu, tidak besar dan lapang hati untuk mengharap kebesaran dan keagungan RAHMAT-KASIH SAYANG ALLAH SWT. Bahkan orang tersebut akan menjadi putus asa, sehingga tidak mengherankan apa yang terkadang terjadi pada kebanyakan orang,yaitu mencaci ibadahnya sendiri.

Gambaran orang yang mencaci ibadahnya adalah ia berkata atau hatinya berbisik:"aku sudah berulangkali ibadah,aku sudah berulangkali dzikir, aku sudah berulangkali membaca khizib,do'a dan lain-lainnya, tetapi masih tetap saja?... , tidak ada perubahan?...  masih begini terus?....

Demikianlah akibat orang yang ber-I'timad pada amal ibadahnya. Lalu dampak atau akibat yang paling buruk adalah pada saat menghadapi ketidakberhasilan atau sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, disamping timbul kekecewaan,maka dengan spontanitas semakin kecil hatinya dalam percaya terhadap kebesaran dan keagungan RAHMAT-KASIH SAYANG ALLAH SWT, dan akibat yang paling akhir adalah timbul putus asa, serta akan menunda setiap ibadah kehadirat Allah SWT.

Semoga bermanfaat dan berkah oleh Allah SWT wabiSyafa'ati min Rosulillah SAW. Wabibarkati Romo Yai Ahmad Asrori RA.
Al-Faatihah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar