Jumat, 02 Maret 2018

Cerita Yai Rori: JAMAAH MANAQIBAN KAUM IBU

JAMAAH
MANAQIBAN KAUM IBU
DI DESA DESA DI DAERAH
Salah Satu Cita Cita Romo YAI RA

Pada tahun tahun di sekitar 2003 - 2005  |   Romo YAI RA pernah sempat menyebutkan satu ANGAN-ANGAN atau HARAPAN Beliau RA  || 

Hanya, barangkali saja  |  pada masa itu tidak banyak "orang di sekitar Romo YAI RA" yang di-Dawuhi perihal ini  |  Juga, Beliau RA  tidak sempat Dawuh yang terkait soal ini secara berulang-ulang  |  Sehingga, dalam pandangan kita - di AL KHIDMAH secara kebanyakan  |   angan angan atau harapan Beliau RA ini bukanlah prioritas  |  Atau bahkan tidak menjadi tugas pekerjaan dalam program kerja Jamaah AL KHIDMAH hingga kini  ||

Apa angan angan atau harapan Romo YAI RA itu ?  |  Ialah  :  TERBENTUKNYA JAMAAH MANAQIBAN KAUM IBU  |  yang mana kegiatannya bisa terselenggara secara rutin  |  di kampung kampung di daerah daerah  ||

Bisa dimengerti  |  waktu itu kebetulan adalah masa masa awal dimulainya penerimaan dan kegiatan mengaji bagi Santri Puteri di Ponpes As Salafi AL FITHRAH Kedinding Surabaya  |  Sehingga AL FITHRAH Puteri, mungkin, suatu saat bisa menjadi "Pusat Belajar" untuk kemampuan membaca manaqib  |  bagi siapapun Al Khidmah Puteri atau santri puteri dari Pondok Pesantren dari daerah manapun  ||

Bisa kita bayangkan  |  Seandainya di desa atau di kelurahan di mana kita tinggal - yang di situ terdiri dari sejumlah RW dan sekian banyak RT  |  telah memiliki Jamaah Manaqiban Kaum Ibu  |  Sehingga istri kita bisa terikut bergabung bersama  |  Atau ketika kita  punya hajat tertentu  |  istri kita bisa mengundang mereka untuk manaqiban di rumah  ||

Berapa banyak anak anak generasi penerus kita  |  yang sedari masih dalam kandungan  |  masih berada di dalam perut ibunya  |  mereka sudah diajari dan dikenalkan kepada nama Kanjeng Syeikh Abdul Qodir Al Jiilani RA ?  |  Berapa jumlah anak anak generasi penerus kita  |  yang sejak masa masih menyusu ke ibunya  |  ia sudah disuguhi minuman oleh ibunya, yang mana telah sekian kali "kecipratan" berokahnya manaqiban ?  |  Demikian seterusnya  ||

Setiap Ibu - hakikatnya - adalah "pelaku utama" dalam setiap jengkal upaya pembentukan karakter bangsa  ||

Namun demikian  |  hingga saat ini  |  Jamaah Al Khidmah Kaum Ibu di daerah daerah  |  dalam kegiatannya kebanyakan masih sebatas "mengikuti" akan Majlis yang "dipimpin" oleh Kaum Bapak  |  Dalam kepanityaan  |  peran Kaum Ibu juga masih hanya bersifat "mensupport" Panitya yang kebanyakan diisi oleh Kaum Bapak  ||

Tidak ada komentar:

Posting Komentar